A.
Konsep Dasar Aqidah dalam Ajaran Islam
1.
Arti dan Pengertian Aqidah
Menurut
bahasa (etimology), akidah berasal dari perkataan bahasa Arab yaitu
اَلْعَقِيْدَةُ kata dasar al-aqd yaitu al-Rabith (ikatan), al-Ibram (pengesahan), al-Ahkam (penguatan), al-Tawuts (menjadi kokoh, kuat), al-syadd
bi quwwah (pengikatan dengan kuat), dan al-Itsbat (penetapan). Sedangkan menurut
istilah (terminologi), aqidah berarti perkara yang wajib dibenarkan oleh hati
dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang
teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan, atau
dapat juga diartikan sebagai iman yang teguh dan pasti, yang
tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya serta tidak mudah
terurai oleh pengaruh mana pun baik dari dalam atau dari luar diri seseorang.
Jadi, aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan
Pengertian
aqidah dalam agama islam berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti
aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Dalam pengertian
lengkapnya, aqidah adalah suatu kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa
Allah SWT itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Ia tidak beranak dan tidak
diperanakkan dan tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya. Keyakinan terhadap
keesaan Allah SWT disebut juga‘Tauhid’, dari kata ‘Wahhada-Yuwahidu’,
yang artinya mengesakan. Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan
hati seorang secara pasti adalah aqidah, baik itu benar atau pun salah.
Aqidah
menurut hasan al-Banna adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan
keraguan-raguan. Adapun aqidah menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy adalah
sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan
akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati
serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
2.
Ruang Lingkup Aqidah Islam
Aqidah merupakan sumber persepsi dan pemikiran.
Aqidah juga merupakan asas keterikatan dan persatuan, asas hukum dan syari’at,
dan merupakan sumber keutamaan dan akhlaq. Aqidahlah yang telah mencetak para
pahlawan (pejuang) di medan jihad dan untuk mencari syahid.
Ulama telah membagi ruang lingkup pembahasan aqidah
ke dalam 4 (empat) pembahasan, yaitu:
a. Ilahiyat, yaitu
pembahasan yang berkenaan dengan masalah ketuhanan utamanya pembahasan tentang
Allah.
b. Nubuwwat, yaitu
pembahasan yang berkenaan dengan utusan-utusan Allah, yaitu para nabi dan para
rasul Allah.
c. Ruhaniyat, yaitu
pembahasan yang berkenaan dengan makhluk gaib, seperti Jin, Malaikat, dan
Iblis.
d. Sam’iyyat, yaitu
pembahasan yang bekenaan dengan alam ghaib, seperti alam kubur, akhirat, surga,
neraka, dan lain-lain.
3. Urgensi Aqidah Bagi Seorang Muslim
Keyakinan adalah mesin
yang menggerakkan sikap dan perbuatan seseorang. Sebagai contoh, orang yang
punya keyakinan bahwa dirinya akan sukses pasti akan tergerak untuk mencapai
kesuksesan tersebut. Sebaliknya, orang yang yakin kalau dirinya tak akan pernah
sukses, maka ia cenderung pasif dan malas. Orang yang yakin kalau harta adalah
sumber kebahagiaan, maka ia juga akan berusaha keras untuk mendapatkannya.
Demikian seterusnya. Intinya, keyakinan adalah penggerak semua aktifitas
manusia. Sikap dan perbuatan manusia pada dasarnya adalah cerminan dari
keyakinannya.
Selanjutnya, akidah menjadi penting
karena dua hal. Pertama, akidah adalah bagian terpenting dalam
ajaran Islam. Jika ajaran Islam ini diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya.
Ia adalah jantung yang memompa darah kehidupan ke sekujur badan. Demikian
halnya dengan akidah. Dialah yang menjadi ruh ajaran Islam. Berdasarkan imanlah
seseorang akan dinilai di hadapan Allah. Pada gilirannya, imanlah yang akan
mengontrol dan mengarahkan perilaku seorang Mukmin. Bahkan, shalat, haji,
puasa, dan seluruh amal baik tak ada gunanya tanpa adanya keimanan. Demikian
juga kualitas keberagamaan kita, kualitas ibadah kita juga diukur dengan
seberapa besar keimanan kita kepada Allah.
Kedua, akidah mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan. Hidup ini sangat labil, penuh dengan ujian dan cobaan. Untuk menghadapi situasi semacam ini manusia memerlukan pegangan yang kokoh, memerlukan sandaran yang kuat, membutuhkan mental yang tahan banting. Jadi beriman kepada Allah adalah konsep dasar untuk membentuk pribadi yang tangguh. Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk Allah akan menjadi sosok tangguh yang kebal dari rasa takut dan kesedihan (QS. al-Baqarah [2[: 38).
Kedua, akidah mempunyai manfaat yang besar dalam kehidupan. Hidup ini sangat labil, penuh dengan ujian dan cobaan. Untuk menghadapi situasi semacam ini manusia memerlukan pegangan yang kokoh, memerlukan sandaran yang kuat, membutuhkan mental yang tahan banting. Jadi beriman kepada Allah adalah konsep dasar untuk membentuk pribadi yang tangguh. Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk Allah akan menjadi sosok tangguh yang kebal dari rasa takut dan kesedihan (QS. al-Baqarah [2[: 38).
4. Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Aqidah Islam
Sifat
akidah bagi manusa adalah bawaan (fithrah) manusia. Manusia
secara secara kodrati sudah mempunyai kecenderungan atau naluri untuk bertuhan.
Sifat inilah yang oleh Mircle Eliade disebut sebagai homo religious.
Danah Zohan dan Ian Mashall menyebutnya sebagai “God spot”. (Pasha,
2005: 164). Dari waktu ke waktu, meski tanpa mengenal ayat Tuhan dan para
rasul, sejarah manusia selalu diwarnai dengan pencarian dan penyembahan akan
Tuhan.
Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai akidah Islam antara
lain sebagai berikut:
1. Beribadah kepada Allah dengan penuh
keikhlasan dan rasa butuh yang sangat dalam, sehingga tidak merasa terpaksa dan
terbebani.
2. Berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk memurnikan niat beribadah kepada Allah, karena Allah akan menjanjikan
syurga.
3. Menghindarkan diri dari kemusyrikan,
yaitu dengan tidak memercayai adanya kekuatan lain selain dari Allah. Misalnya
menghindari percaya kepada roh nenek moyang/makhluk halus, benda-benda pusaka
(punden, jimat, keris, pusaka dan sebagainya). Benda-benda tersebut tidaklah
mampu melindungi dan memberikan apapun bagi manusia.
4. Meningkatkan ketaatan kepada Allah
dengan berbakti kepada kedua orang tua
serta berbuat baik kepada manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108596-pengertian-aqidah/ http://blog.re.or.id/makna-dan-sumber-akidah-yang-benar.htm https://halimmbojo40.wordpress.com/2014/12/19/makalah-aqidah-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar