A. Dakwah Rasulullah saw. di Madinah
Sebelum
masuk pada pembahasan tentang dakwah Rasulullah periode Madinah, terlebih
dahulu kita akan mempelajari keadaan Kota Madinah dan peristiwa hijrahnya
Rasulullah ke Madinah.
1. Kondisi Umum Kota Madinah
Kota
Madinah sekarang ini berada di wilayah kekuasaan pemerintahan Kerajaan Arab
Saudi. Jika dilihat dari geografisnya, Kota Madinah berada pada 24°28° LU dan
39°36° BT, sekitar 160 km dari Laut Merah dan pada jarak lebih kurang 350 km
sebelah utara dari Kota Mekah. Kondisi tanah Kota Madinah dikenal subur. Di
sana terdapat oase-oase untuk tanah pertanian. Oleh karena itu, penduduk kota
ini memiliki usaha di bidang pertanian, selain berdagang dan beternak. Usaha
pertanian ini menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan. Tentunya, kondisi Madinah
berbeda dengan Kota Mekah yang tandus dan gersang. Sebelum Rasulullah saw.
hijrah, kota Madinah bernama Yasrib. Ada yang berpendapat bahwa nama Yasrib
berasal dari bahasa Ibrani atau Aram. Pendapat lain menyebutkan bahwa Yasrib
merupakan sebutan bagi orang-orang Arab Selatan. Penamaan Madinah, secara
bahasa mempunyai akar kata yang sama dengan ”tamaddun” yang berarti peradaban.
Dengan demikian, Madinah dapat diartikan sebagai sebuah tempat berperadaban
yang lazim diterjemahkan dengan kota/perkotaan. Kondisi masyarakat Yasrib
sebelum Islam datang terdiri atas dua suku bangsa, yaitu bangsa Arab dan
Yahudi. Bangsa Arab yang tinggal di Yasrib terdiri atas penduduk setempat dan
pendatang dari Arab Selatan, yang pindah ke Yasrib karena pecahnya bendungan
Ma’arib. Persoalan yang dihadapi masyarakat Yasrib pada saat itu adalah tidak adanya
kepemimpinan yang membawahi semua penduduk Yasrib. Saat itu yang ada hanya
pemimpin-pemimpin suku yang saling berebut pengaruh. Akibatnya, peperangan
antarsuku pun sering terjadi.
2. Kesepakatan dalam Perjanjian Aqabah
Peristiwa
hijrahnya kaum muslim dari Mekah ke Madinah, selain kondisi dalam masyarakat
Mekah yang sangat keras terhadap dakwah Islam, juga disebabkan oleh telah
disepakatinya perjanjian penting. Perjanjian yang dimaksud adalah ”Perjanjian
Aqabah” yang berlangsung dua kali di Bukit Aqabah. Perjanjian Aqabah I terjadi
pada tahun kedua belas kenabian. Pada saat itu dua belas laki-laki dan seorang
perempuan dari Suku Khazraj Madinah datang menghadap Rasulullah saw. Mereka
berjanji bahwa, ”. . . Kami tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu
pun. Kami tidak akan mencuri, berzina, atau membunuh anak-anak kami, tiada akan
fitnah menfitnah, dan tidak akan mendurhakai Muhammad pada sesuatu yang tidak
kami ingini”.
Perjanjian
Aqabah II berlangsung satu tahun kemudian. Pada saat itu ada 73 orang dari suku
Khazraj menghadap Rasulullah. Kali ini mereka menyarankan kepada beliau untuk
berhijrah ke Madinah. Mereka juga menyatakan akan membela dan membaiat beliau
sebagai nabi dan pemimpin. Mereka juga berikrar untuk menjamin keamanan beliau sebagaimana
membela istri-istri atau anak-anaknya sendiri hingga titik darah penghabisan.
3. Kaum Muslim dan Rasulullah Hijrah ke Madinah
Kondisi
Mekah dan kekejaman kaum musyrik Quraisy semakin meningkat. Kondisi ini
dirasakan memberatkan umat Islam yang ada di Madinah. Hijrah yang dilakukan
kaum muslim Mekah ke Madinah berlangsung dengan bertahap secara sendiri-sendiri
atau dalam kelompok kecil. Tujuannya untuk menghindari kecurigaan kaum musyrik
Quraisy. Sedikit demi sedikit kaum muslimin meninggalkan Mekah, sedangkan Rasulullah
masih tetap tinggal di Mekah. Setelah turun wahyu untuk berhijrah, Rasulullah
dengan ditemani Abu Bakar selanjutnya menyusul ke Madinah. Pada saat yang sama,
Rasulullah berhasil lepas dari usaha pembunuhan oleh kaum Quraisy. Penduduk
Kota Madinah telah mendengar bahwa Rasulullah akan hadir dan menetap di kota mereka.
Para penduduk menyambut kehadiran Rasulullah dengan riang gembira. Penduduk Madinah
yang menyambut kehadiran Rasulullah disebut sebagai kaum Ansar. Kaum muslimin
yang hijrah dari Mekah ke Madinah disebut kaum Muhajirin. Muslimin Madinah
tetap setia terhadap janji yang telah diikrarkan di Aqabah. Mereka juga siap di
belakang Rasulullah untuk membalas sepenuhnya jika beliau mendapat gangguan dan
tantangan. Demikian halnya dengan sikap penduduk Madinah yang lain, dengan
kesadaran diri berbondong-bondong memeluk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah.
4. Sikap Masyarakat Madinah terhadap Dakwah
Rasulullah
Pada
umumnya sikap masyarakat Madinah mudah menerima dakwah yang disampaikan oleh
Rasulullah saw. Bahkan, sebelum Rasulullah saw. hijrah ke Madinah, sebagian
penduduk kota tersebut telah memeluk Islam. Selain itu, mudahnya masyarakat
Madinah menerima Islam disebabkan keadaan masyarakat Madinah yang banyak Kaum
muslim meninggalkan Mekah menuju Madinah secara berkelompok. bersinggungan
dengan kelompok agama lain seperti Yahudi, yang telah mengenal ajaran
ketuhanan. Masyarakat Madinah tidak lagi asing dengan ajaran agama tentang
berbagai hal, seperti Allah, hari akhir, surga, ataupun neraka. Dengan
demikian, mereka pun menjadi lebih mudah dalam menerima ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah saw., yaitu Islam. Alasan lain yang menyebabkan masyarakat Madinah
mudah menerima dakwah karena terjadinya silang sengketa di antara masyarakat Arab
Madinah, khususnya suku terbesarnya, yaitu Khazraj dan Aus. Silang sengketa
tersebut memang sengaja diembuskan oleh kaum Yahudi Madinah. Tujuannya agar
suku Arab menjadi terpecah belah sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
kelompoknya. Setelah berlangsungnya Perjanjian Aqabah mereka baru menyadarinya
sehingga berhasil meredakan persengketaan di antara masyarakat Arab Madinah selama
ini. Oleh karena itu, mereka dengan hati terbuka bersedia menjadi pengikut
Rasulullah. Di Kota Madinah pada akhirnya dakwah Islam dapat berlangsung dengan
kesuksesan yang gemilang. Tidak seperti ketika di Mekah, umat Islam mendapat
tantangan dari suku Quraisy. Dalam waktu singkat, jumlah umat Islam di Madinah
meningkat. Kini umat Islam tidak lagi menjadi umat yang minoritas sehingga
mendapat perlakuan yang tidak adil dari musuhnya, tetapi umat yang disegani
oleh masyarakat Madinah. Bahkan, usaha-usaha yang dilakukan oleh suku yang
tidak senang terhadap Islam, seperti kaum Yahudi dan kafir Quraisy, dapat
diatasi dengan baik.
B. Strategi Dakwah Islam di Madinah
Strategi
dakwah yang dilakukan Rasulullah di Madinah berbeda dengan yang diterapkan di
Mekah. Perbedaan tersebut tentunya disesuaikan dengan kondisi sosial politik
masyarakat Madinah pada saat itu. Strategi yang diterapkan Rasulullah ketika
berdakwah di Madinah antara lain sebagai berikut.
1. Mendirikan Masjid
Hal
pertama yang dilakukan oleh
Rasulullah sesampainya di Madinah
adalah membangun masjid. Rasulullah saw. dan umat Islam
Madinah bahu-membahu membangun masjid. Masjid yang pertama
kali dibangun oleh Rasulullah saw. dan umat Islam di
Madinah adalah masjid Nabawi. Sebelum membangun masjid
Nabawi Rasulullah saw. dalam perjalanan hijrahnya juga membangun masjid, yaitu
masjid Quba. Rasulullah saw. Mempergunakan masjid
untuk mempersatukan kaum muslimin. Masjid tidak hanya digunakan untuk mendirikan salat, tetapi
untuk melakukan aktivitas-aktivitas lain yang diperlukan
oleh umat. Di masjid Rasulullah saw. mengajarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang diterima dari
Allah Swt. Di masjid pula Rasulullah saw. mengadili
umat yang bersalah. Melalui masjid pula Rasulullah saw. Dapat mengetahui kondisi umatnya.
2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Ansar
Kaum
muslimin Mekah yang hijrah ke Madinah disebut kaum Muhajirin, sedangkan kaum
muslimin Madinah disebut kaum Ansar. Pada saat hijrah ke Madinah, kaum
Muhajirin tidak membawa serta harta benda mereka. Saat itu yang ada di pikiran
kaum Muhajirin hanyalah cara agar dapat selamat dari kejaran kaum musyrik
Quraisy. Mereka tidak lagi memikirkan harta benda. Meskipun kaum Ansar
mengetahui bahwa sebagian besar kaum Muhajirin tidak membawa harta bendanya
ketika berhijrah, mereka menerima saudara sesama muslim dengan tangan terbuka.
Kaum Ansar bersedia berbagi tempat tinggal, pekerjaan, dan pakaian dengan kaum Muhajirin.
Untuk mempererat persaudaraan kaum Muhajirin dan kaum Ansar Rasulullah juga
menyatakan bahwa kaum Ansar dan Muhajirin saling mewarisi. Dasar persaudaraan
yang dibangun oleh Rasulullah Masjid Quba merupakan masjid yang pertama kali dibangun
Rasulullah dalam perjalanan hijrah ke Madinah. adalah Ukhuwah Islamiyah,
yaitu persaudaraan yang didasarkan kepada agama Islam guna menggantikan Ukhuwah
Qaumiyyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan suku.
3. Menciptakan Perdamaian Antarsuku
Sebelum
Rasulullah hijrah ke Madinah, suku Aus dan Khazraj terlibat dalam pertikaian.
Pertikaian antara kedua suku ini telah berlangsung lama dan belum ada
penyelesaiannya. Ketika Rasulullah datang ke Madinah, pertikaian antarsuku di
Madinah dapat dikikis, khususnya suku besar, Aus dan Khazraj. Rasulullah terus
menjaga perdamaian tersebut. Menciptakan perdamaian baik antarsuku maupun
antarpenduduk merupakan salah satu strategi dakwah Rasulullah saw. di Madinah. Dengan
hidup damai, ketenteraman masyarakat Madinah dapat mereka rasakan dan hal ini
dapat mendukung dakwah Islam. Dalam kondisi pertikaian dan permusuhan seseorang
akan sulit menerima dakwah. Oleh karena yang ada dalam pikiran mereka hanyalah
cara mengalahkan lawan. Dalam kondisi damai dan tenteram seseorang akan mudah menerima
dakwah.
4. Memprakarsai Perjanjian Piagam Madinah
Sebagaimana
kita ketahui bersama bahwa penduduk Madinah bukan hanya kaum muslimin. Untuk
menjembatani perbedaan dan menjaga persatuan, Rasulullah saw. memprakarsai
penyusunan Piagam Madinah. Piagam ini menjamin hak dan kewajiban setiap
penduduk Madinah. Dengan piagam ini, semangat toleransi antarmasyarakat Madinah
diharapkan dapat terwujud.
Di
antara pokok-pokok ketentuan Piagam Madinah sebagai berikut.
a.
Seluruh masyarakat yang turut menandatangani piagam ini bersatu membentuk
kesatuan kebangsaan.
b.
Jika salah satu kelompok yang turut menandatangani piagam ini diserang oleh
musuh, kelompok yang lain harus membelanya dengan menggalang kekuatan gabungan.
c.
Tidak satu kelompok pun diperkenankan mengadakan persekutuan dengan kafir
Quraisy atau memberikan perlindungan kepada mereka atau membantu mereka
mengadakan perlawanan terhadap masyarakat Madinah.
d.
Orang Islam, Yahudi, dan seluruh warga Madinah yang lain bebas memeluk agama
dan keyakinan masing-masing dan mereka dijamin kebebasannya dalam menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Tidak seorang pun yang
diperkenankan mencampuri urusan agama lain.
e.
Utusan pribadi atau perseorangan, atau perkara-perkara kecil kelompok nonmuslim
tidak harus melibatkan pihak-pihak lain secara keseluruhan.
f.
Setiap bentuk penindasan dilarang.
g.
Mulai hari ini segala bentuk pertumpahan darah, pembunuhan, dan penganiayaan
diharamkan di seluruh negeri Madinah.
h.
Muhammad Rasulullah menjadi pemimpin Madinah dan memegang kekuasaan peradilan
yang tertinggi.
Terbentuknya
Piagam Madinah yang diprakarsai oleh Rasulullah saw. menjadi dasar kehidupan
bernegara, yaitu negara Madinah. Rasulullah saw. bukan hanya sebagai pemuka
agama tetapi juga seorang negarawan yang andal. Dalam Piagam Madinah ini
tercermin toleransi yang tinggi antara umat Islam dengan pemeluk agama lain.
Penduduk Madinah menghormati perbedaan keyakinan yang mereka anut. Kebebasan
untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing - masing juga
tercermin dalam Piagam Madinah. Umat Islam dan pemeluk agama lain bertoleransi
dalam bidang muamalah. Mereka bersatu padu untuk menjaga kedaulatan dan
keamanan negara Madinah.
5. Menggalang Kekuatan untuk Mempertahankan Agama
Meskipun
dakwah Islam dilakukan dengan cara lemah lembut, ternyata
masih mendapat tantangan dan hambatan dari sebagian kelompok.
Bahkan, ada kaum yang secara terang-terangan melanggar isi Piagam Madinah dan bersekutu
dengan kaum kafir Quraisy. Misalnya yang
dilakukan oleh kaum Yahudi Madinah yang bersekutu dengan kaum kafir Quraisy. Oleh karena
itu, Rasulullah terpaksa membela diri dan mempertahankan
Islam dengan meladeni ajakan berperang. Peperangan yang
dilakukan oleh umat Islam pada masa Rasulullah antara lain sebagai berikut.
a. Perang Badar
Perang
Badar dilakukan dengan melawan kaum kafir Quraisy. Perang tersebut berlangsung
di tempat bernama Badar yang terletak di antara Kota Mekah dan Madinah pada 17
Ramadan tahun 2 H. Pada perang tersebut, kaum muslimin berhasil meraih
kemenangan yang gemilang. Jumlah musuh pada saat itu sebanyak seribu orang, sedangkan
kaum muslim hanya 313 orang.
b. Perang Uhud
Dalam
Perang Uhud jumlah pasukan musuh tiga ribu orang, sedangkan
kaum muslimin seribu orang. Akan tetapi, pada peperangan
kali ini umat Islam mengalami kekalahan karena sebagian tentara muslim lalai pada hasil musyawarah dan pesan
Rasulullah saw. untuk tetap pada posisi
semula, yaitu berada di puncak bukit Uhud.
Mereka tergiur oleh ganimah yang ditinggalkan musuh.
c. Perang
Khandak
Perang
Khandak terjadi di Madinah bagian utara, akibat penyerangan dari kelompok Bani
Nazir dan kaum Quraisy. Untuk menghadapinya, Rasulullah saw. bermusyawarah.
Usul yang menarik dalam musyawarah tersebut adalah membuat strategi pertahanan dengan
membuat parit (khandak) di sekitar Kota Madinah agar musuh sulit masuk ke
Madinah. Usul tersebut diajukan oleh sahabat bernama Salman al-Farisy. Musuh
akhirnya berdiam di tempat dan meninggalkan Kota Madinah.
Selain
kelima strategi dakwah yang telah diuraikan di depan, Rasulullah juga
menyampaikan dakwah dengan cara yang lain. Misalnya, dengan berkirim surat
kepada para pemimpin dan penguasa dari kerajaan - kerajaan pada saat itu.
Banyak kaisar dan pemimpin di luar Jazirah Arab yang diajak untuk bekerja sama
dan memeluk Islam. Di antara mereka adalah Kaisar Heraclius (Kaisar Romawi),
Raja Najassi (Habsyah), Kaisar Persia, dan beberapa pemimpin lainnya. Di antara
mereka ada yang menerima ajakan Rasulullah, ada yang menolak secara halus, dan
ada pula yang menolak dengan kasar. Dakwah Rasulullah saw. berhasil dengan
gemilang. Jumlah pemeluk Islam meningkat tajam. Di Madinah Rasulullah saw.bukan
hanya sukses sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai negarawan yang ulung. Rasulullah
saw. berhasil membangun sebuah negara Madinah yang menjadi model negara modern
pada masa itu. Penduduk Madinah menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan
sehari-hari sehingga kedamaian dapat dirasakan oleh semua pihak, bukan hanya
kaum muslimin tetapi juga pemeluk agama lain. Sebuah model pemerintahan dan
sistem kenegaraan yang banyak didambakan oleh umat Islam saat ini.
Strategi Dakwah Rasulullah
Strategi
dakwah Rasulullah dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.
a. Anjuran untuk Bersikap Peduli kepada
Sesama
Bersikap
peduli kepada sesama merupakan hal pokok yang dibangun oleh Rasulullah. Hal ini
ditunjukkan pada banyak hadis yang menegaskan keharusan untuk saling membantu
dan menolong di antara sesama muslim. Rasulullah saw. tidak hanya menganjurkan
umatnya untuk bersikap peduli terhadap sesama, tetapi memberi contoh. Rasulullah
saw. adalah seorang yang berhati lembut dan penyayang terhadap anak yatim dan
sesama.
b. Menempatkan Diri sebagai Teladan
Rasulullah
merupakan suri teladan yang diutus oleh Allah sebagai uswatun hasanah bagi umat
manusia. Banyak orang yang tertarik untuk memeluk Islam setelah mengetahui
kepribadian Rasulullah saw.
c. Membiasakan Musyawarah dalam
Menyelesaikan Masalah
Musyawarah
telah menjadi kebiasaan Rasulullah untuk menyelesaikan berbagai persoalan umat.
Ketika menghadapi persoalan dan tidak mendapat wahyu dari Allah Swt. Rasulullah
saw. selalu meminta pertimbangan dan masukan dari para sahabat. Misalnya, dalam
menghadapi perang Khandak Rasulullah saw. bermusyawarah dengan sahabat tentang
strategi menghadapi musuh.
d. Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai
Keadilan
Rasulullah
memberi contoh yang baik dengan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan
kepada siapa saja. Keadilan menjadi hak bagi siapa saja, tidak pandang bulu.
Dalam salah satu hadis dijelaskan bahwa, ”Jika Fatimah mencuri, akan saya potong
tangannya.”
Rasulullah
saw. merupakan teladan yang baik bagi umat manusia. Dalam menjalankan dakwah
Rasulullah saw. tidak hanya menganjurkan melainkan memberi contoh dan mempraktikkan
sesuatu yang diperintahkannya. Keteladanan merupakan salah satu strategi yang
dijalankan oleh Rasulullah saw. dalam berdakwah. Dakwah merupakan kewajiban seluruh
umat Islam termasuk Anda. Dalam berdakwah Anda dapat mencontoh strategi yang
dijalankan oleh Rasulullah saw.
1.
Kaum muslimin Mekah dan Rasulullah saw. hijrah ke Madinah (Yasrib).
2.
Kaum muslimin Mekah yang hijrah ke Madinah disebut kaum Muhajirin. Kaum
muslimin
Madinah
yang menerima hijrahnya kaum muslimin Mekah disebut kaum Ansar.
3.
Kaum Ansar menerima hijrahnya Rasulullah saw. dan kaum Muhajirin dengan tangan
terbuka.
4.
Di antara strategi dakwah yang dijalankan Rasulullah saw. di Madinah sebagai
berikut.
a.
Mendirikan masjid.
b.
Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Ansar.
c.
Menciptakan perdamaian antarsuku.
d.
Memprakarsai perjanjian Piagam Madinah.
e.
Menggalang kekuatan untuk mempertahankan negara.
A. Pilihlah
jawaban yang benar!
1.
Kaum Muhajirin merupakan sebutan bagi . . . .
a. penduduk
muslim Mekah yang turut berhijrah dengan Rasulullah
b. kaum
muslimin yang menyambut kehadiran Rasulullah
c. penduduk
Yasrib yang hijrah ke Mekah
d. kaum
Quraisy yang menyatakan diri memeluk agama Islam
e. kaum
Yahudi yang turut membela kaum muslimin
2.
Ketika sampai di Madinah, Rasulullah langsung membangun masjid.
Mendirikan
masjid dengan tujuan sebagai . . . .
a. tempat
ibadah dan bersatunya umat Islam
b. tempat
mengerjakan salat saja
c. tempat
tinggal Rasulullah
d. alat
menarik perhatian umat lain
e. sarana
menyusun kekuatan pasukan perang
3.
Penamaan Kota Madinah untuk Yasrib berlangsung ketika . . . .
a. umat
Islam semakin berjumlah banyak
b. Rasulullah
melakukan hijrah ke sana
c. ancaman
dari kaum Yahudi berkurang
d. masyarakat
Yasrib mendapatkan ancaman dari kaum Quraisy
e. muslimin
Yasrib mengalahkan kaum Quraisy Mekah
4.
Salah satu hal yang pertama kali dilakukan Rasulullah untuk menyampaikan
dakwah
kepada para penduduk Madinah adalah . . . .
a. menjalin
persaudaraan di antara penduduk Madinah
b. meluruskan
akidah masyarakat Madinah
c. memberi
dorongan kepada kaum Muhajirin
d. mengangkat
kaum Ansar sebagai pemimpin
e. melatih
berdikari bagi penduduk Mekah
5.
Perbedaan cara dakwah Islam antara di Mekah dengan di Madinah adalah . . . .
a. dakwah
di Madinah sedikit penganutnya, sedangkan di Mekah banyak
b. dakwah
di Mekah lebih menitikberatkan pada pembinaan tauhid, sedangkan di Madinah pada
akhlak
c. dakwah
di Madinah dilakukan dengan kekerasan, sedangkan di Mekah dengan kelembutan
d. dakwah
di Mekah dilakukan sendiri oleh Rasulullah, sedangkan di Madinah dibantu oleh
para sahabat
e. dakwah
di Mekah mendapat banyak ancaman, sedangkan di Madinah lebih leluasa
6.
Kebebasan beragama dan menjalankan kepercayaan terjamin di Madinah.
Hal
ini seperti tertuang dalam kesepakatan . . . .
a. Perjanjian
Hudaibiyah
b. perjanjian
dengan kaum Yahudi
c. perjanjian
Aqabah
d. Piagam
Madinah
e. Piagam
Mekah
7.
Pernyataan yang paling tepat tentang Perjanjian Aqabah I adalah . . . .
a. kesepakan
yang dilakukan antara umat Islam Mekah dengan Madinah
b. konstitusi
pertama yang ditetapkan di Madinah
c. perjanjian
yang dilakukan antara Rasulullah dengan kelompok haji Madinah
d. hasil
keputusan musyawarah antara masyarakat Quraisy Mekah dengan penduduk Madinah
e. jaminan
keamanan yang diberikan oleh penduduk Madinah terhadap Rasulullah
8.
Rasulullah melakukan hijrah ke Madinah setelah terjadi . . . .
a. ajakan
para sahabat Rasulullah
b. pengusiran
dari kaum kafir Quraisy
c. kesepakatan
antara kaum kafir Quraisy dengan penduduk Madinah
d. jaminan
keamanan tercantum dalam Perjanjian Aqabah II
e. peristiwa
hijrahnya para sahabat ke Habsyi
9.
Hijrah yang dilakukan oleh para sahabat ke Madinah berlangsung dengan cara . .
. .
a. sembunyi
dalam kelompok kecil
b. terang-terangan
dalam kelompok besar
c. terang-terangan
dengan kekuatan senjata
d. mengancam
melakukan penyerangan
e. memberikan
hadiah tertentu kepada penduduk Quraisy
10.
Strategi kaum Yahudi untuk mengambil kekuasaan dan pengaruh di Kota
Madinah
sebelum Rasulullah hijrah adalah . . . . .
a. memecah
belah ikatan persatuan masyarakat
b. turut
mematuhi aturan yang berlaku
c. tidak
masuk dalam pemerintahan
d. melakukan
tindakan yang mengancam
e. melakukan
peperangan secara terbuka
11.
Prinsip dasar kenegaraan yang dibangun Rasulullah ketika memimpin
Madinah
antara lain ditunjukkan dengan . . . .
a. semangat
toleransi antarumat beragama
b. membedakan
derajat penduduk, khususnya golongan Muhajirin dan Ansar
c. segala
keputusan kenegaraan ditetapkan berdasarkan pemikirannya sendiri
d. tidak
adil dalam menetapkan suatu keputusan
e. meninggalkan
nilai-nilai kebenaran dalam Al-Qur’an
12.
Pengertian yang tepat dari Ukhuwah Qaumiyah adalah ikatan persaudaraan
yang
didasarkan pada . . . .
a. kesatuan
cita-cita
b. kekuasaan
negara
c. kemiripan
geografis
d. kesamaan
agama
e. kesamaan
suku
13.
Dampak dari persatuan kaum Aus dan Khazraj di Madinah terhadap
dakwah
Islam adalah . . . .
a.
sering mendapat dukungan dari kaum Yahudi
b.
sering mendapat ancaman dari kaum Quraisy Mekah
c.
agama Islam menjadi mudah berkembang
d.
mereka kompak menolak ajaran Islam
e.
agama Islam semakin sulit berkembang
14.
Dalam Piagam Madinah disepakati bahwa jika salah satu kelompok yang
turut
menandatangani piagam ini diserang oleh musuh, akibatnya . . . .
a. kelompok terbesar yang harus membantu
b.
kelompok yang lemah harus
membelanya secara bersama-sama
c.
kelompok yang lain harus
membelanya dengan menggalang kekuatan gabungan
d.
mendapat dukungan dari
kelompok lain
e. diberi pasokan berupa harta benda
15.
Rasulullah berkirim surat kepada para penguasa dan raja tujuannya
adalah
. . . .
a. mengajak kerja sama dalam memerangi musuh
b.
menyampaikan dakwah Islam
dan mengajak bekerja sama
c.
meminta bantuan pertahanan
negara
d.
menjalin hubungan ekonomi
e. menginformasikan bahwa Nabi Muhammmad adalah seorang pemimpin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar